Friday, April 12, 2013

Pelajaran Melelahkan


Masih teringat jelas saat saat itu. Ketika kita seperti kutub - kutub dari batu baterai, tidak mampu terpisahkan meskipun baterai itu telah habis elektron di dalamnya. Seperti awan yang selalu menyimpan uap yang akhrinya menjadi hujan. seperti angin yang selalu berisikan udara yang bergerak. Kita sangat sulit terpisahkan bahkan ketika hampir semua orang ingin memisahkan.


Kini semua mulai berubah seiring waktu, kesibukan membuat kita tidak lagi seperti sedia kala. Bahkan kini begitu sulitnya untuk kita mempersatukan pedapat, bayangkan, mempersatukan pendapat. Hampir setiap hari terisi dengan pertengkaran yang bisa dibilang materi yang disepelekan sangat lah sepele.


Mungkin waktu yang akan menjawab, mungkin juga aku lah yang terlalu egois, atau kita kini telah berubah menjadi sosok yang lain, yang inginnya selalu menang sendiri. Aku, kamu, Kita kini sudah tidak seperti dulu.


Waktu akhirnya mengantarkanku pada orang lain yang lebih mengerti. Padahal menurutku tetap dirimulah yang paling mengerti. Tapi hati ini tak mampu berbohong lagi, bahwa kini kamu sudah BERBEDA.


Semoga jika kelak kita akhirnya bersatu, aku yakin, tapi fikiranku selalu menolak keyakinanku. Semoga kita bisa lebih saling percaya dan mengerti. Pesanku untukmu selalu. "Jadilah dirimu, selamanya aku akan tetap ada disampingmu. Jangan jadi orang lain, karena itu akan menyakitiku."


Kecantikan tidaklah diukur dari seberapa cantiknya wajahmu, tapi dari bagaimana kamu mampu menghiasi dirimu dengan bingkai keimananmu.

No comments:

Post a Comment