Friday, March 22, 2013

Kemiskinan Itu Ujian Allah !

Punya pendidikan tinggi merupakan impian tiap orang. Tapi, bagaimana jika kemiskinan terus menghadang. Jangankan untuk biaya kuliah, buat makan saja susah.

Berikut ini penelusuran dan wawancara Eramuslim dengan seorang pemulung yang kini bisa terus kuliah di jurusan akuntansi di Pamulang, Tangerang. Mahasiswi berjilbab itu bernama Ming Ming Sari Nuryanti.

Sudah berapa lama Ming Ming jadi pemulung?

Sejak tahun 2004. Waktu itu mau masuk SMU. Karena penghasilan ayah semakin tidak menentu, kami sekeluarga menjadi pemulung.

Sekeluarga?
Iya. Setiap hari, saya, ayah, ibu, dan lima adik saya berjalan selama 3 sampai 4 jam mencari gelas mineral, botol mineral bekas, dan kardus. Kecuali adik yang baru kelas 2 SD yang tidak ikut.

***

Tempat tinggal Ming Ming berada di perbatasan antara Bogor dan Tangerang. Tepatnya di daerah Rumpin. Dari Serpong kurang lebih berjarak 40 kilometer. Kawasan itu terkenal dengan tempat penggalian pasir, batu kali, dan bahan bangunan lain. Tidak heran jika sepanjang jalan itu kerap dipadati truk dan suasana jalan yang penuh debu. Di sepanjang jalan itulah keluarga pemulung ini memunguti gelas dan botol mineral bekas dengan menggunakan karung.

Tiap hari, mereka berangkat sekitar jam 2 siang. Pilihan jam itu diambil karena Ming Ming dan adik-adik sudah pulang dari sekolah. Selain itu, bertepatan dengan jam berangkat sang ayah menuju tempat kerja di kawasan Ancol.

Setelah berjalan selama satu setengah sampai dua jam, sang ayah pun naik angkot menuju tempat kerja. Kemudian, ibu dan enam anak itu pun kembali menuju rumah. Sepanjang jalan pergi pulang itulah, mereka memunguti gelas dan botol mineral bekas.

Berapa banyak hasil yang bisa dipungut?

Nggak tentu. Kadang-kadang dapat 3 kilo. Kadang-kadang, nggak nyampe sekilo. Kalau cuaca hujan bisa lebih parah. Tapi, rata-rata per hari sekitar 2 kiloan.

Kalau dirupiahkan?

Sekilo harganya 5 ribu. Jadi, per hari kami dapat sekitar 10 ribu rupiah.

Apa segitu cukup buat 9 orang per hari?

Ya dicukup-cukupin. Alhamdulillah, kan ada tambahan dari penghasilan ayah. Walau tidak menentu, tapi lumayan buat keperluan hidup.

***

Ming Ming menjelaskan bahwa uang yang mereka dapatkan per hari diprioritaskan buat makan adik-adik dan biaya sekolah mereka. Sementara Ming Ming sendiri sudah terbiasa hanya makan sekali sehari. Terutama di malam hari.

Selain itu, mereka tidak dibingungkan dengan persoalan kontrak rumah. Karena selama ini mereka tinggal di lahan yang pemiliknya masih teman ayah Ming Ming. Di tempat itulah, mereka mendirikan gubuk sederhana yang terbuat dari barang-barang bekas yang ada di sekitar.

Berapa hari sekali, pengepul datang ke rumah Ming Ming untuk menimbang dan membayar hasil pungutan mereka.

Kalau lagi beruntung, mereka bisa dapat gelas dan botol air mineral bekas di tempat pesta pernikahan atau sunatan. Sayangnya, mereka harus menunggu acara selesai. Menunggu acara pesta itu biasanya antara jam 9 malam sampai jam 2 pagi. Selama 5 jam itu, Ming Ming sebagai anak sulung, ibu dan dua adiknya berkantuk-kantuk di tengah keramaian dan hiruk pikuk pesta.

Kalau di hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, keluarga pemulung ini juga punya kebiasaan yang berbeda dengan keluarga lain. Mereka tidak berkeliling kampung, berwisata, dan silaturahim ke handai taulan. Mereka justru memperpanjang rute memulung, karena biasanya di hari raya itu, barang-barang yang mereka cari tersedia lebih banyak dari hari-hari biasa.

Ming Ming tidak malu jadi pemulung?

Awalnya berat sekali. Apalagi jalan yang kami lalui biasa dilalui teman-teman sekolah saya di SMU N 1 Rumpin. Tapi, karena tekad untuk bisa membiayai sekolah dan cinta saya dengan adik-adik, saya jadi biasa. Nggak malu lagi.

Dari mana Ming Ming belajar Islam?

Sejak di SMU. Waktu itu, saya ikut rohis. Di rohis itulah, saya belajar Islam lewat mentoring seminggu sekali yang diadakan sekolah.

Ketika masuk kuliah, saya ikut rohis. Alhamdulillah, di situlah saya bisa terus belajar Islam.

Orang tua tidak masalah kalau Ming Ming memakai busana muslimah?

Alhamdulillah, nggak. Mereka welcome saja. Bahkan sekarang, lima adik perempuan saya juga sudah pakai jilbab.

***

Walau sudah mengenakan busana muslimah dengan jilbab yang lumayan panjang, Ming Ming dan adik-adik tidak merasa risih untuk tetap menjadi pemulung. Mereka biasa membawa karung, memunguti gelas dan botol air mineral bekas, juga kardus. Bahkan, Ming Ming pun sudah terbiasa menumpang truk. Walaupun, ia harus naik di belakang.

Ming Ming kuliah di mana?
Di Universitas Pamulang, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi S1.

Maaf, apa cukup pendapatan Ming Ming untuk biaya kuliah?

Jelas nggak. Tapi, buat saya, kemiskinan itu ujian dari Allah supaya kita bisa sabar dan istiqamah. Dengan tekad itu, saya yakin bisa terus kuliah.

Walaupun, di semester pertama, saya nyaris keluar. Karena nggak punya uang buat biaya satu semester yang jumlahnya satu juta lebih. Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah semuanya bisa terbayar.

***

Di awal-awal kuliah, muslimah kelahiran tahun 90 ini memang benar-benar melakukan hal yang bisa dianggap impossible. Tanpa uang memadai, ia bertekad kuat bisa masuk kuliah.

Ketika berangkat kuliah, sang ibu hanya memberikan ongkos ke Ming Ming secukupnya. Artinya, cuma ala kadarnya. Setelah dihitung-hitung, ongkos hanya cukup untuk pergi saja. Itu pun ada satu angkot yang tidak masuk hitungan alias harus jalan kaki. Sementara pulang, ia harus memutar otak supaya bisa sampai ke rumah. Dan itu ia lakukan setiap hari.

Sebagai gambaran, jarak antara kampus dan rumah harus ditempuh Ming Ming dengan naik empat kali angkot. Setiap angkot rata-rata menarik tarif untuk jarak yang ditempuh Ming Ming sekitar 3 ribu rupiah. Kecuali satu angkot di antara empat angkot itu yang menarik tarif 5 ribu rupiah. Karena jarak tempuhnya memang maksimal. Jadi, yang mesti disiapkan Ming Ming untuk sekali naik sekitar 14 ribu rupiah.

Di antara trik Ming Ming adalah ia pulang dari kuliah dengan berjalan kaki sejauh yang ia kuat. Sambil berjalan pulang itulah, Ming Ming mengeluarkan karung yang sudah ia siapkan. Sepanjang jalan dari Pamulang menuju Serpong, ia melepas status kemahasiswaannya dan kembali menjadi pemulung.

Jadi, jangankan kebayang untuk jajan, makan siang, dan nongkrong seperti mahasiswa kebanyakan; bisa sampai ke rumah saja bingungnya bukan main.

Sekarang apa Ming Ming masih pulang pergi dari kampus ke rumah dan menjadi pemulung sepulang kuliah?

Saat ini, alhamdulillah, saya dan teman-teman UKM Muslim (Unit Kegiatan Mahasiswa Muslim) sudah membuat unit bisnis. Di antaranya, toko muslim. Dan saya dipercayakan teman-teman sebagai penjaga toko.

Seminggu sekali saya baru pulang. Kalau dihitung-hitung, penghasilannya hampir sama.

Jadi Ming Ming tidak jadi pemulung lagi?

Tetap jadi pemulung. Kalau saya pulang ke rumah, saya tetap memanfaatkan perjalanan pulang dengan mencari barang bekas. Bahkan, saya ingin sekali mengembangkan bisnis pemulung keluarga menjadi tingkatan yang lebih tinggi. Yaitu, menjadi bisnis daur ulang. Dan ini memang butuh modal lumayan besar.

Cita-cita Ming Ming?

Saya ingin menjadi da’i di jalan Allah. Dalam artian, dakwah yang lebih luas. Bukan hanya ngisi ceramah, tapi ingin mengembangkan potensi yang saya punya untuk berjuang di jalan Allah. (MN)

Sumber : Era Muslim
Semangatnya sangat sangat harus di contoh..
:')

Saturday, March 2, 2013

TGM Innovation GO Professional

Hari ini, aku mulai menjalani rutinitas sebagai seorang trainer di TGM Innovation. Pertama kali rasanya menginjakkan kaki di sebuah sekolah yang nantinya akan menjadi sekolah terkenal di bawah naungan trainer trainer dari TGM Innovation..
aamiin   :D

Bersama salah satu sahabat terbaik yang kumiliki, Robbi Arsada, hari ini kami mencoba sebuah peluang yang terbuka. SMK N 1 Cimahi (STM Pembangunan) menjadi titik awal kami berperan sebagai trainer Professional. hehehe

Tepat jam 09.30 hari ini, Sabtu, 2 Maret 2013. Kami telah berada di gerbang SMK yang sebenarnya tidak ada jurusan Teknik Gambar Mesin atau bidang Mechanical Engineering Design - CAD ini. Katanya sih bidang yang paling diminati industri dari STM Pembangunan ini yaitu Refrigation (Pemipaan), kata seseorang yang bernama Hanif (Juara 1 LKS MED - CAD Kota Cimahi). 

Kembali ke topik awal, setelah menunggu kurang lebih 5 menit, kami lalu di jemput oleh seseorang yang sudah tidak asing lagi untuk saya, dia bernama Bapak Denny M (Tulisannya tertera jelas di kemaja yang bagus itu). =D, lalu kami diantar ke ruang tamu. Ruang tamu yang kecil namun cukup nyaman untuk sekolah yang bisa dibilang bagus. Setelah ngobrol beberapa saat dan sudah saling kenal dengan siswa yang akan kami bimbing untuk mengikuti LKS Provinsi Jawa Barat yaitu Hanif (Siswa kelas 3 Jurusan Refrigasi), kami akhirnya dipertemukan dengan guru Gambar Teknik (Lupa namanya saya =D), seorang guru yang sangat hebat ketika memotivasi, saya sampai spechless... 

Setelah beberapa saat ngobrol ngalor ngidul sama bapak guru gambar yang satu ini, akhirnya saya tahu kalau mereka tidak diajarkan Autodesk Inventor, dan juga tidak terlalu mendalami tentang gambar teknik. Saya sempat sedikit merasa berat dengan kondisi itu. Tapi mau bagaimana lagi, pak Guru Gambar tadi sempat mengucapkan kata kata yang membuat saya sedikit merasa terangkat untuk ikut andil lebih jauh membimbing siswa yang satu ini.

"Memang menang adalah keinginan setiap orang, tapi ga harus menang juga, kita hanya ingin menampilkan yang terbaik yang kita miliki. Itu saja, ga harus menang, yang penting maksimal."

Kata kata yang rasanya seperti tampolan, hehehe. Tapi kata kata itu sangat memotivasi dan membangun karakter seseorang yang masih labil seperti saya ini loh.. =D

Akhirnya setelah 2 jam kami ngobrol, curhat, sharing, ngerumpi #ehhh, hehe. Sampai juga kami diujung pembicaraan kami, yaitu, Training di Sekolah. Rasanya seperti dapat durian runtuh. =D bagaimana tidak durian runtuh, saya yang lagi ingin inginnya menyalurkan hasrat mengajar, akhirnya mendapatkan tempat untuk curhat. Yaitu Sekolah, SMK N 1 Cimahi (STM Pembangunan).

Sebelum pulang, saya sempat meninggalkan sebuah tugas untuk hanif, sebenarnya itu bukan tugas, hanya sebuah ujian untuk mengetes seberapa besar tekadnya untuk mengikuti LKS ini, apakah hanya mengisi waktu, atau benar benar ingin menggapai mimpinya sebagai juara di ajang LKS Tingkat Provinsi Jawa Barat itu. Kita liat saja nanti, apakah kami (Trainer TGM Innovation) mampu tidak hanya membekali dengan skills, tetapi juga mental serta semangat sebagai juara..
Tunggu tanggal mainnya - - - - 26 Maret 2013 - - - -
:)

Robithoh.....

Sesungguhnya Engkau tahu
Bahwa hati ini t’lah berpadu
Berhimpun dalam naungan CintaMu
Bertemu dalam ketaatan, bersatu dalam perjuangan
Menegakkan Syari’at dalam kehidupan


Kuatkanlah ikatannya
Kekalkanlah cintanya
Tunjukilah jalan – jalanNya
Terangilah dengan CahayaMu
Yang tiada pernah pada
Ya Robbi bimbinglah kami


Lapangkanlah dada kami
Dengan karunia iman
Dan indahnya tawakal padaMu
Hidupkan dengan Ma’rifatMu
Matikan dalam Syahid di JalanMu
Engkaulah Pelindung dan Pembela


*ini satu satunya yang paling sering di denger kalau lagi galau...
cocok sama suasana hati..
:D