Friday, April 19, 2013

Jangan Majang Foto !


Tulisan ini hanya sekedar peringatan buat akhwat yang masih suka memajang foto-fotonya di internet seperti di Blog, Situs Forum, khususnya di Facebook atau di situs jejaring sosial apa pun, dimana sekarang hampir semua aktivis dakwah yang mengenal internet mempunyai akun di situs pertemanan tersebut.

Dari pengamatan saya selama memiliki akun di Facebook yang paling membuat miris adalah banyaknya wanita berjilbab yang memajang foto mereka bahkan beberapa di antaranya ada yang close up. Dari profile mereka ketahuan bahwa sebagian besar dari mereka adalah aktivis dakwah. Sahabat, lebih baik gak usah majang foto sendiri deh dengan alasan:

1. Bisa jadi korban pornografi 

Ketika Anda mengupload foto ke internet maka yakinlah foto tersebut sudah bukan milik Anda. Ketika mengupload foto Anda di internet maka anda secara tak langsung telah “menandatangani kontrak” bahwa anda membebaskan siapapun bebas untuk memandang Anda tanpa terkecuali. Terus dimana penjagaan Anda terhadap kehormatan Anda dan orang lain???.... Anda mungkin merasa aman karena foto tersebut tersimpan di akun Anda yang kapan saja kalau mau Anda bisa menghapusnya tapi itu hanya perkiraan Anda. Jutaan orang yang bisa mengakses ke profil Anda, mereka bisa mendownloadnya dan menyebarkannya di tempat lain. Jadi meskipun dikemudian hari Anda menghapusnya tapi ia sudah terlanjur menyebar dan mustahil bagi Anda untuk mencegahnya.

Hal yang paling ditakutkan adalah ketika orang-orang usil mendapatkannya dan “tergoda” untuk menjahili Anda. Ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang benci dengan Islam. Misalnya dengan memanipulasinya dan menjadikan Anda “Bintang Pornografi”. Dengan kecanggihan software pengolah gambar hal itu bisa dilakukan dengan waktu hanya beberapa menit. Setelah itu mereka bisa menebarnya ke ribuan link hanya dalam hitungan detik.

Meski dengan mudah orang menebaknya sebagai sesuatu yang di rekayasa, tapi bukankah itu sudah cukup untuk menghinakan dan melecehkan, namun kitalah memberi peluang kepada orang hasad tersebut untuk melakukannya. Nah, sebelum terlanjur, bagi yang sudah dipajang fotonya lebih baik dihapus aja !

2. Anda pajang untuk siapa?
Ada pertanyaan bagi muslimah yang memajang fotonya di internet, foto itu Anda pajang untuk siapa?

Allah subhanahu wa ta’ala telah memerintahkan muslim dan muslimah untuk menjaga pandangannya dari lawan jenis yang bukan mahram. Tak sampai di situ Allah pun memerintahkan masing-masing kepada mereka untuk saling menjaga diri (An-Nur (24): 30-31). Di sini ada simbiosis mutualisme, jika seorang wanita yang menjaga dirinya dengan hijab yang syar’i maka dengan sendirinya laki-laki juga akan terjaga pandangannya meski laki-laki tersebut tidak paham agama, nah bagaimana jika laki-laki tersebut juga paham akan agama tentu ia juga menjaga diri dan pandangannya. Sadar atau tidak mereka saling menguatkan dalam kebaikan, dan itulah mungkin maksudnya Allah menegaskan dalam firman-Nya bahwa laki-laki beriman dan wanita yang beriman adalah penolong bagi yang lainnya, dan mereka saling menguatkan dalam keimanan dan keta’atan (QS. at-Taubah (9) : 71.).

Ummul Mu’minin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah mengatakan bahwa seandainya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup dan melihat tingkah laku wanita pada zaman tersebut maka tentu beliau akan melarangnya untuk keluar rumah. Perkataan ini beliau katakan ketika para sahabat masih berada di tengah-tengah mereka dan mengajarkan ilmu kepada mereka, mereguk Islam seperti menikmati air langsung dari mata airnya, ketika para muslimah masih menjaga hijab-hijab mereka, bandingkanlah keadaan tersebut dengan sekarang ini dimana kebanyakan wanita sudah tidak bisa menjaga kehormatannya.

Wahai wanita malulah! Wahai para suami cemburulah! Wahai para orang tua jagalah anakmu dari kerusakan! Wahai para ikhwah yang akan menggenapkan separuh agamanya jagalah dirimu dan carilah wanita yang shalehah yang menjaga dirinya serta berlindunglah dari wanita yang masih suka “menjajakan” dirinya. Wallahu a'lam bishawab..

Istri Solekah


Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar Ruum : 21)

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya (3/473) :

“Termasuk kesempurnaan rahmat Allah Subhaanahu wa Ta’ala kepada anak Adam: Dia jadikan istri-istri mereka dari jenis mereka sendiri. Dan ditumbuhkan antara mereka “mawaddah” yaitu cinta dan “rahmah” yaitu kasih sayang. Karena seorang laki-laki menahan seorang wanita untuk tetap menjadi istrinya bisa karena ia mencintai wanita tersebut atau karena ia iba dan kasihan terhadapnya, dimana ia telah mendapatkan anak dari wanita tersebut atau wanita itu butuh padanya untuk mendapatkan belanja atau karena kedekatan di antara keduanya dan alasan selain itu.”

“ Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir “

Abdullah bin Amr ibnul Ash rahimahullah mengkhabarkan bahwasanya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)

Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu mengkhabarkan dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda :

“Wanita itu dinikahi karena 4 perkara. Karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Pilihlah wanita yang memiliki agama, engkau akan bahagia.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sifat-sifat wanita yang sepantasnya engkau pilih sebagai istri sehingga ia bisa menjadi pengurus rumahmu dan pendidik anak-anakmu adalah wanita yang memiliki agama dan akhlak yang dapat membantumu untuk taat kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Yang mengingatkanmu ketika engkau lupa, menolongmu ketika engkau ingat, mengurus dan memperhatikanmu ketika engkau ada, menjaga hartamu dan kehormatannya ketika engkau tidak ada. Dia membuatmu ridha ketika engkau marah, mentaatimu ketika engkau perintah dan berbuat baik serta berbakti kepadamu.

Sesungguhnya wanita mulia yang menjaga kehormatannya tidak akan menyombongkan dirinya di hadapanmu dengan harta dan kecantikan yang ada padanya. Tidak pula dengan kedudukan dan nasab (keturunannya).
Akan tetapi sangat disayangkan dari kenyataan yang kita lihat di sekitar kita sebagian saudara kita dari kalangan salafiyyin justru mengutamakan wanita cantik, atau yang memiliki martabat atau berharta dan meninggalkan wanita penuntut ilmu yang memiliki keutamaan. Innalillaahi wa inna ilaihi raaji’un.

Bagaimana Menyentuh Hati



Tidak semua gambar berunsurkan dakwah dapat menyentuh jiwa-jiwa yang melihatnya,
Tidak semua bait-bait perkataan bertemakan dakwah dapat membuka pintu hati-hati yang membacanya,
Tidak semua butir-butir bicara sang pendakwah dapat menyedarkan mereka yang kontang.

Dakwah perlukan ilmu,
Dakwah perlukan tarbiyah,
Dakwah perlu berterusan,
Dakwah perlukan komtimen,
Dakwah perlukan pengorbanan.

Dakwah bukan seperti jualan album,
Dakwah ini asing di mata masyarakat,
Dakwah dipandang remeh, dicaci, ditolak ditindas,
Namun, mereka tetap menyampaikan kerana Sabda Rasulullah SAW :
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” [Bukhari]

Jika kita ini tidak mampu berdakwah,
Janganlah kita ini menjadi antara orang yang menjatuhkan dakwah,
Semoga Allah tidak memalingkan hati-hati sang dai’e dalam memperjuangkan agama Allah.
Dan, semoga kita akan tergolong diantara mereka yang berjihad memperjuangkan agama Allah.

Dan hendaklah ada di antara kamu satu puak yang menyeru (berdakwah) kepada kebajikan (mengembangkan Islam), dan menyuruh berbuat segala perkara yang baik, serta melarang daripada segala yang salah (buruk dan keji). Dan mereka yang bersifat demikian ialah orang-orang yang berjaya. [Al-Imran 3:104]

Do'a dan Harap

dan aku tahu,
tanpa doa ku,
kamu masih akan berbahagia.


Tuhan akan masih memberikan yang terbaik untuk kamu.
Tuhan akan masih menentukan takdir terindah buat kamu.
kerana aku percaya,
walau tanpa aku minta,
Tuhan masih akan memberikan yang terbaik buat hambanya,
Apatah lagi buat seorang yang baik dan sedang memperbaiki diri.


ketahuilah.
rasa ini, akan akhirnya pudar nanti.
doa ku, mungkin juga tak lagi aku titipkan.
harapanku, mungkin juga akan aku terlupakan.


jujur, kerana itulah sebenarnya yang lebih selalu aku doakan,
untuk melupakan, menghapus dan mengusir segala rasa dan kenangan yang tersisa.

ya, melupakan memang tak mudah,
namun terus mengingat dan mengenang juga tak selalu indah.


namun,
ingatlah suatu perkara yang akan selalu membuatmu bahagia,
itulah DIA,
rahmat-NYA, kasih sayang-NYA.
bukan aku. mungkin bukan doaku. mungkin bukan lagi harapan aku.


lantas,
mengapa masih ada ragu,
bahawa, tanpa aku,
kamu masih akan berbahagia?

Wednesday, April 17, 2013

FATIMAH AZ-ZAHRA AS, PENGHULU WANITA SEMESTA

Mukadimah

Dahulu kala, masyarakat memandang perempuan bagaikan hewan atau bagian dari kekayaan yang dimiliki oleh seorang laki-laki. Demikian pula masyarakat Arab pada masa Jahiliyah. Mereka senantiasa memandang wanita sebagai makhluk yang hina. Bahkan, sebagian di antara mereka ada yang menguburkan anak perempuan mereka hidup-hidup.

Ketika fajar mentari Islam terbit, Islam memberikan hak kepada kaum hawa dan telah menentukan pula batas-batasnya, seperti hak sebagai ibu, hak sebagai istri, dan hak sebagai pemudi.

Tentu kita semua sering mendengar hadis Nabi saw yang menyatakan, “Surga itu terletak di bawah kaki ibu.”

Di lain kesempatan, beliau bersabda, "Kerelaan Allah terletak pada kerelaan orang tua." (Dan perempuan termasuk salah satu dari orang tua).

Islam telah memberikan batasan kemanusiaan kepada wanita dan memberikan aturan, undang-undang yang menjamin perlindungan, penjagaan terhadap kemuliaan wanita dan kehormatannya.

Sebagai contoh yang jelas ialah hijab atau jilbab. Jilbab bukanlah penjara bagi wanita, tapi ia merupakan kebanggaan baginya, sebagaimana kita selalu melihat permata yang tersimpan rapi di dalam kotaknya, atau buah-buahan yang tersembunyi di balik kulitnya.

Sedangkan bagi wanita muslimah, Allah SWT telah memberikan aturan yang dapat melindunginya dan menjaga diriya, yaitu jilbab. Bahkan tidak hanya sekedar pelindung, jilbab dapat menambah ketenangan dan keindahan pada diri wanita tersebut.

Wanita dalam pandangan Islam berbeda secara mencolok dari apa yang terjadi di Barat. Dunia Barat memandang wanita laksana benda atau materi yang layak untuk diiklankan, diperdagangkan, dan bisa diambil keuntungan materinya, dengan dalih memelihara etika dan kemuliaan wanita sebagai manusia.

Pandangan ini benar-benar telah membuat nilai wanita terpuruk dan terpisah dari naluri serta nilai-nilai kemanusiaan. Kita juga menyaksikan keretakan keluarga, perceraian yang terjadi di dalam masyarakat Barat telah sedemikian mengkuatirkan.

Dalam pandangan dunia Barat, wanita telah berubah menjadi seonggok barang yang tidak berharga lagi, baik dalam dunia perfilman, iklan, promosi, ataupun dalam dunia kontes kecantikan.

Teman-teman, marilah kita sejenak menengok sosok teladan kaum wanita dalam Islam yang terwujud dalam kehidupan putri Rasulullah tercinta.

Dialah Siti Fatimah Az-Zahra as.

Putri tersayang Nabi Muhammad saw.

Istri tercinta Imam Ali as.

Bunda termulia Hasan, Husain, dan Zainab as.

Hari Lahir

Fatimah as dilahirkan pada tahun ke-5 setelah Muhammad saw diutus menjadi Nabi, bertepatan dengan tiga tahun setelah peristiwa Isra' dan Mikraj beliau.

Sebelumnya, Jibril as telah memberi kabar gembira kepada Rasulullah akan kelahiran Fatimah. Ia lahir pada hari Jumat, 20 Jumadil Akhir, di kota suci Makkah.

Fatimah di Rumah Wahyu

Fatimah as hidup dan tumbuh besar di haribaan wahyu Allah dan kenabian Muhammad saw. Beliau dibesarkan di dalam rumah yang penuh dengan kalimat-kalimat kudus Allah SWT dan ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Acapkali Rasulullah saw melihat Fatimah masuk ke dalam rumahnya, beliau langsung menyambut dan berdiri, kemudian mencium kepala dan tangannya.

Pada suatu hari, ‘Aisyah bertanya kepada Rasulullah saw tentang sebab kecintaan beliau yang sedemikian besar kepada Fatimah as.

Beliau menegaskan, “Wahai ‘Aisyah, jika engkau tahu apa yang aku ketahui tentang Fatimah, niscaya engkau akan mencintainya sebagaimana aku mencintainya. Fatimah adalah darah dagingku. Ia tumpah darahku. Barang siapa yang membencinya, maka ia telah membenciku, dan barang siapa membahagiakannya, maka ia telah membahagiakanku.”

Kaum muslimin telah mendengar sabda Rasulullah yang menyatakan, bahwa sesungguhnya Fatimah diberi nama Fatimah karena dengan nama itu Allah SWT telah melindungi setiap pecintanya dari azab neraka.

Fatimah Az-Zahra’ as menyerupai ayahnya Muhammad saw dari sisi rupa dan akhlaknya.

Ummu Salamah ra, istri Rasulullah, menyatakan bahwa Fatimah adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah. Demikian juga ‘Aisyah. Ia pernah menyatakan bahwa Fatimah adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah dalam ucapan dan pikirannya.

Fatimah as mencintai ayahandanya melebihi cintanya kepada siapa pun.

Setelah ibunda kinasihnya, Khadijah as wafat, beliaulah yang merawat ayahnya ketika masih berusia enam tahun. Beliau senantiasa berusaha untuk menggantikan peranan ibundanya bagi ayahnya itu.

Pada usianya yang masih belia itu, Fatimah menyertai ayahnya dalam berbagai cobaan dan ujian yang dilancarkan oleh orang-orang musyrikin Makkah terhadapnya. Dialah yang membalut luka-luka sang ayah, dan yang membersihkan kotoran-kotoran yang dilemparkan oleh orang-orang Quraisy ke arah ayahanda tercinta.

Fatimah senantiasa mengajak bicara sang ayah dengan kata-kata dan obrolan yang dapat menggembirakan dan menyenangkan hatinya. Untuk itu, Rasulullah saw memanggilnya dengan julukan Ummu Abiha, yaitu ibu bagi ayahnya, karena kasih sayangnya yang sedemikian tercurah kepada ayahandanya.

Pernikahan Fatimah as

Setelah Fatimah as mencapai usia dewasa dan tiba pula saatnya untuk beranjak pindah ke rumah suaminya (menikah), banyak dari sahabat-sahabat yang berupaya meminangnya. Di antara mereka adalah Abu Bakar dan Umar. Rasulullah saw menolak semua pinangan mereka. Kepada mereka beliau mengatakan, “Saya menunggu keputusan wahyu dalam urusannya (Fatimah as).”

Kemudian, Jibril as datang untuk mengkabarkan kepada Rasulullah saw, bahwa Allah telah menikahkan Fatimah dengan Ali bin Ali Thalib as. Tak lama setelah itu, Ali as datang menghadap Rasulullah dengan perasaan malu menyelimuti wajahnya untuk meminang Fatimah as. Sang ayah pun menghampiri putri tercintanya untuk meminta pendapatnya seraya menyatakan, “Wahai Fatimah, Ali bin Abi Thalib adalah orang yang telah kau kenali kekerabatan, keutamaan, dan keimanannya. Sesungguhnya aku telah memohonkan pada Tuhanku agar menjodohkan engkau dengan sebaik-baik mahkluk-Nya dan seorang pecinta sejati-Nya. Ia telah datang menyampaikan pinangannya atasmu, bagaimana pendapatmu atas pinangan ini?"

Fatimah as diam, lalu Rasulullah pun mengangkat suaranya seraya bertakbir, “Allahu Akbar! Diamnya adalah tanda kerelaannya.”

Acara Pernikahan

Rasulullah saw kembali menemui Ali as sambil mengangkat tangan sang menantu seraya berkata, “Bangunlah! 'Bismillah, bi barakatillah, masya’ Allah la quwwata illa billah, tawakkaltu 'alallah.”

Kemudian, Nabi saw menuntun Ali dan mendudukkannya di samping Fatimah. Beliau berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya keduanya adalah makhluk-Mu yang paling aku cintai, maka cintailah keduanya, berkahilah keturunannya, dan peliharalah keduanya. Sesungguhnya aku menjaga mereka berdua dan keturunannya dari setan yang terkutuk.”

Rasulullah mencium keduanya sebagai tanda ungkapan selamat berbahagia. Kepada Ali, beliau berkata, “Wahai Ali, sebaik-baik istri adalah istrimu.”

Dan kepada Fatimah, beliau menyatakan, “Wahai Fatimah, sebaik-baik suami adalah suamimu”.

Di tengah-tengah keramaian dan kerumunan wanita yang berasal dari kaum Anshar, Muhajirin, dan Bani Hasyim, telah lahir sesuci-suci dan seutama-utamanya keluarga dalam sejarah Islam yang kelak menjadi benih bagi Ahlulbait Nabi yang telah Allah bersihkan kotoran jiwa dari mereka dan telah sucikan mereka dengan sesuci-sucinya.

Acara pernikahan kudus itu berlangsung dengan kesederhanaan. Saat itu, Ali tidak memiliki sesuatu yang bisa diberikan sebagai mahar kepada sang istri selain pedang dan perisainya. Untuk menutupi keperluan mahar itu, ia bermaksud menjual pedangnya. Tetapi Rasulullah saw mencegahnya, karena Islam memerlukan pedang itu, dan setuju apabila Ali menjual perisainya.

Setelah menjual perisai, Ali menyerahkan uangnya kepada Rasulullah saw. Dengan uang tersebut beliau menyuruh Ali untuk membeli minyak wangi dan perabot rumah tangga yang sederhana guna memenuhi kebutuhan keluarga yang baru ini.

Kehidupan mereka sangat bersahaja. Rumah mereka hanya memiliki satu kamar, letaknya di samping masjid Nabi saw.

Hanya Allah SWT saja yang mengetahui kecintaan yang terjalin di antara dua hati, Ali dan Fatimah. Kecintaan mereka hanya tertumpahkan demi Allah dan di atas jalan-Nya.

Fatimah as senantiasa mendukung perjuangan Ali as dan pembelaannya terhadap Islam sebagai risalah ayahnya yang agung nan mulia. Dan suaminya senantiasa berada di barisan utama dan terdepan dalam setiap peperangan. Dialah yang membawa panji Islam dalam setiap peperangan kaum muslimin. Ali pula yang senantiasa berada di samping mertuanya, Rasulullah saw.

Fatimah as senantiasa berusaha untuk berkhidmat dan membantu suami, juga berupaya untuk meringankan kepedihan dan kesedihannya. Beliau adalah sebaik-baik istri yang taat. Beliau bangkit untuk memikul tugas-tugas layaknya seorang ibu rumah tangga. Setiap kali Ali pulang ke rumah, ia mendapatkan ketenangan, ketentraman, dan kebahagiaan di sisi sang istri tercinta.

Fatimah as merupakan pokok yang baik, yang akarnya menghujam kokoh ke bumi, dan cabangnya menjulang tinggi ke langit. Fatimah dibesarkan dengan cahaya wahyu dan beranjak dewasa dengan didikan Al-Qur'an.

Keluarga Teladan

Kehidupan suami istri adalah ikatan yang sempurna bagi dua kehidupan manusia untuk menjalin kehidupan bersama.

Kehidupan keluarga dibangun atas dasar kerjasama, tolong menolong, cinta, dan saling menghormati.

Kehidupan Ali dan Fatimah merupakan contoh dan teladan bagi kehidupan suami istri yang bahagia. Ali senantiasa membantu Fatimah dalam pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya. Begitu pula sebaliknya, Fatimah selalu berupaya untuk mencari keridhaan dan kerelaan Ali, serta senantiasa memberikan rasa gembira kepada suaminya.

Pembicaraan mereka penuh dengan adab dan sopan santun. "Ya binta Rasulillah"; wahai putri Rasul, adalah panggilan yang biasa digunakan Imam Ali setiap kali ia menyapa Fatimah. Sementara Sayidah Fatimah sendiri menyapanya dengan panggilan “Ya Amirul Mukminin”; wahai pemimpin kaum mukmin.

Demikianlah kehidupan Imam Ali as dan Sayidah Fatimah as.

Keduanya adalah teladan bagi kedua pasangan suami-istri, atau pun bagi orang tua terhadap anak-anaknya.

Buah Hati

Pada tahun ke-2 Hijriah, Fatimah as melahirkan putra pertamanya yang oleh Rasulullah saw diberi nama “Hasan”. Rasul saw sangat gembira sekali atas kelahiran cucunda ini. Beliau pun menyuarakan azan pada telinga kanan Hasan dan iqamah pada telinga kirinya, kemudian dihiburnya dengan ayat-ayat Al-Qur'an.

Setahun kemudian lahirlah Husain. Demikianlah Allah SWT berkehendak menjadikan keturunan Rasulullah saw dari Fatimah Az-Zahra as. Rasul mengasuh kedua cucunya dengan penuh kasih dan perhatian. Tentang keduanya beliau senantiasa mengenalkan mereka sebagai buah hatinya di dunia.

Bila Rasulullah saw keluar rumah, beliau selalu membawa mereka bersamanya. Beliau pun selalu mendudukkan mereka berdua di haribaannya dengan penuh kehangatan.

Suatu hari Rasul saw lewat di depan rumah Fatimah as. Tiba-tiba beliau mendengar tangisan Husain. Kemudian Nabi dengan hati yang pilu dan sedih mengatakan, “Tidakkah kalian tahu bahwa tangisnya menyedihkanku dan menyakiti hatiku.”

Satu tahun berselang, Fatimah as melahirkan Zainab. Setelah itu, Ummu Kultsum pun lahir. Sepertinya Rasul saw teringat akan kedua putrinya Zainab dan Ummu Kultsum ketika menamai kedua putri Fatimah as itu dengan nama-nama tersebut.

Dan begitulah Allah SWT menghendaki keturunan Rasul saw berasal dari putrinya Fatimah Zahra as.

Kedudukan Fatimah Az-Zahra’ as

Meskipun kehidupan beliau sangat singkat, tetapi beliau telah membawa kebaikan dan berkah bagi alam semesta. Beliau adalah panutan dan cermin bagi segenap kaum wanita. Beliau adalah pemudi teladan, istri tauladan dan figur yang paripurna bagi seorang wanita. Dengan keutamaan dan kesempurnaan yang dimiliki ini, beliau dikenal sebagai “Sayyidatu Nisa’il Alamin”; yakni Penghulu Wanita Alam Semesta.

Bila Maryam binti ‘Imran, Asiyah istri Firaun, dan Khadijah binti Khuwalid, mereka semua adalah penghulu kaum wanita pada zamannya, tetapi Sayidah Fatimah as adalah penghulu kaum wanita di sepanjang zaman, mulai dari wanita pertama hingga wanita akhir zaman.

Beliau adalah panutan dan suri teladan dalam segala hal. Di kala masih gadis, ia senantiasa menyertai sang ayah dan ikut serta merasakan kepedihannya. Pada saat menjadi istri Ali as, beliau selalu merawat dan melayani suaminya, serta menyelesaikan segala urusan rumah tangganya, hingga suaminya merasa tentram bahagia di dalamnya.

Demikian pula ketika beliau menjadi seorang ibu. Beliau mendidik anak-anaknya sedemikian rupa atas dasar cinta, kebaikan, keutamaan, dan akhlak yang luhur dan mulia. Hasan, Husain, dan Zainab as adalah anak-anak teladan yang tinggi akhlak dan kemanusiaan mereka.

Kepergian Sang Ayah

Sekembalinya dari Haji Wada‘, Rasulullah saw jatuh sakit, bahkan beliau sempat pingsan akibat panas dan demam keras yang menimpanya. Fatimah as bergegas menghampiri beliau dan berusaha untuk memulihkan kondisinya. Dengan air mata yang luruh berderai, Fatimah berharap agar sang maut memilih dirinya dan merenggut nyawanya sebagai tebusan jiwa ayahandanya.

Tidak lama kemudian Rasul saw membuka kedua matanya dan mulai memandang putri semata wayang itu dengan penuh perhatian. Lantas beliau meminta kepadanya untuk membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Fatimah pun segera membacakan Al-Qur'an dengan suara yang khusyuk.

Sementara sang ayah hayut dalam kekhusukan mendengarkan kalimat-kalimat suci Al-Qur'an, Fatimah pun memenuhi suasana rumah Nabi. Beliau ingin menghabiskan detik-detik akhir hayatnya dalam keadaan mendengarkan suara putrinya yang telah menjaganya dari usia yang masih kecil dan berada di samping ayahnya di saat dewasa.

Rasul saw meninggalkan dunia dan ruhnya yang suci mi’raj ke langit.

Kepergian Rasul saw merupakan musibah yang sangat besar bagi putrinya, sampai hatinya tidak kuasa memikul besarnya beban musibah tersebut. Siang dan malam, beliau selalu menangis.

Belum lagi usai musibah itu, Fatimah as mendapat pukulan yang lebih berat lagi dari para sahabat yang berebut kekuasaan dan kedudukan.

Setelah mereka merampas tanah Fadak dan berpura-pura bodoh terhadap hak suaminya dalam perkara khilafah (kepemimpinan), Fatimah Az-Zahra’ as berupaya untuk mempertahankan haknya dan merebutnya dengan keberanian yang luar biasa.

Imam Ali as melihat bahwa perlawanan terhadap khalifah yang dilakukan Sayidah Fatimah as secara terus menerus bisa menyebabkan negara terancam bahaya besar, hingga dengan begitu seluruh perjuangan Rasul saw akan sirna, dan manusia akan kembali ke dalam masa Jahiliyah.

Atas dasar itu, Ali as meminta istrinya yang mulia untuk menahan diri dan bersabar demi menjaga risalah Islam yang suci.

Akhirnya, Sayidah Fatimah as pun berdiam diri dengan menyimpan kemarahan dan mengingatkan kaum muslimin akan sabda Nabi, “Kemarahannya adalah kemarahan Rasulullah, dan kemarahan Rasulullah adalah kemarahan Allah SWT.”

Sayidah Fatimah as diam dan bersabar diri hingga beliau wafat. Bahkan beliau berwasiat agar dikuburkan di tengah malam secara rahasia.

Kepergian Putri Tercinta Rasul

Bagaikan cahaya lilin yang menyala kemudian perlahan-lahan meredup. Demikianlah ihwal Fatimah Az-Zahra’ as sepeninggal Rasul saw. Ia tidak kuasa lagi hidup lama setelah ditinggal wafat oleh sang ayah tercinta. Kesedihan senantiasa muncul setiap kali azan dikumandangkan, terlebih ketika sampai pada kalimat Asyhadu anna Muhamma dan (r) Rasulullah.

Kerinduan Sayidah Fatimah untuk segera bertemu dengan sang ayah semakin menyesakkan dadanya. Bahkan kian lama, kesedihannya pun makin bertambah. Badannya terasa lemah, tidak lagi sanggup menahan renjana jiwanya kepada ayah tercinta.

Demikianlah keadaan Sayidah Fatimah as saat meninggalkan dunia. Beliau tinggalkan Hasan yang masih 7 tahun, Husain yang masih 6 tahun, Zainab yang masih 5 tahun, dan Ummi Kultsum yang baru saja memasuki usia 3 tahun.

Yang paling berat dalam perpisahan ini, ia harus meninggalkan suami termulia, Ali as, pelindung ayahnya dalam jihad dan teman hidupnya di segala medan.

Sayidah Fatimah as memejamkan mata untuk selamanya setelah berwasiatkan kepada suaminya akan anak-anaknya yang masih kecil. Beliau pun mewasiatkan kepada sang suami agar menguburkannya secara rahasia. Hingga sekarang pun makam suci beliau masih misterius. Dengan demikian terukirlah tanda tanya besar dalam sejarah tentang dirinya.

Fatimah Az-Zahra’ as senantiasa memberikan catatan kepada sejarah akan penuntutan beliau atas hak-haknya yang telah dirampas. Sehingga umat Islam pun kian bertanya-tanya terhadap rahasia dan kemisterian kuburan beliau.

Dengan penuh kesedihan, Imam Ali as duduk di samping kuburannya, diiringi kegelapan yang menyelimuti angkasa. Kemudian Imam as mengucapkan salam, “Salam sejahtera bagimu duhai Rasulullah ... dariku dan dari putrimu yang kini berada di sampingmu dan yang paling cepat datang menjumpaimu.

"Duhai Rasulullah! Telah berkurang kesabaranku atas kepergian putrimu, dan telah berkurang pula kekuatanku ... Putrimu akan mengabarkan kepadamu akan umatmu yang telah menghancurkan hidupnya. Pertanyaan yang meliputinya dan keadaan yang akan menjawab. Salam sejahtera untuk kalian berdua!”[]

Riwayat Singkat Sayidah Fatimah as
Nama : Fatimah.
Julukan : Az-Zahra’, Al-Batul, At-Thahirah.
Ayah : Mahammad.
Ibu : Khadijah binti Khuwailid.
Kelahiran : Jumat 20 Jummadil Akhir.
\Tempat : Makkah Al-Mukarramah.
Wafat : MadinahAl-Munawarah, Tahun 11 H.
Makam : Tidak diketahui.

SUDAH BENARKAH TAUHID KITA

Banyak orang yang menyepelekan dan tidak mengetahui hakikat tauhid, ketika ada majelis ilmu yang membahas masalah tauhid mereka mengatakan “ kajiannya kurang enak “ “ yang dibahas itu-itu saja “ “ kajiannya berat “ dan banyak lagi perkataan-perkataan yang dijadikan alasan seolah-olah mereka sudah menguasai atau tidak mau tahu masalah tauhid. Alasan-alasan seperti itu dapat kita jawab, bukankah tauhid adalah misi utama para Rasul Allah untuk manusia, seluruh para nabi dan rasul mengusung satu tujuan yakni ,mendakwahkan tauhid, lantas mengapa kita meremehkannya atau tidak mau mengkajinya, bukankah Rasulullah pernah bersabda :

“Iman memiliki lebih dari 70 cabang atau lebih dari 60 cabang, cabang yang paling tinggi adalah perkataan: ‘Laa ilaaha illallaah’, yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (rintangan) dari jalan dan malu adalah salah satu cabang Iman.” ( HR. Muslim ) ( Lihat Madaarijus Saalikiin (III/462), cet. Daarul Hadits)

Imam an-Nawawi Rahimahullah berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan bahwasanya cabang-cabang keimanan lainnya tidak akan sah dan tidak diterima kecuali setelah sahnya cabang yang paling utama ini (tauhid).

Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah menuturkan: “Tauhid adalah kunci pembuka dakwah para Rasul.”

Dengan penjelasan imam nawawi dan Imam Ibnul Qayyim rahimahumullah di atas, masihkah kita merasa tabu terhadap tauhid, marilah kita untuk bermuhasabah, sudah benarkah tauhid kita…?

MAKNA TAUHID

Tauhid adalah mengesakan atau meyakini keesaan Allah dalam penciptaan, ikhlas beribadah kepadaNya, serta menetapkan bagiNya Nama-nama dan Sifat-sifatNya. Dengan demikian, tauhid ada tiga macam: Tauhid Rububiyah ( penciptaan ), Tauhid Uluhiyah ( peribadatan ) serta Tauhid Asma' wa Sifat. Setiap macam dari ketiga macam tauhid itu memiliki makna yang harus dijelaskan agar menjadi terang perbedaan antara ketiganya. ( kitabut tauhid syaikh al fauzan )

TAUHID RUBUBIYYAH

Yang dimaksud tauhid rububiyyah adalah mengimani keesaan Allah dalam hal penciptaan, dan seluruh ciptaan Allah disebut makhluq, langit, bumi, gunung, hewan, manusia, jin, malaikat, matahari, bulan, planet-planet, awan, angin, tumbuhan dan seluruh yang ada di langit dan bumi itu seluruhnya Allah azza wajalla yang menciptakannya, Allah berfirman:

“ Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakanNya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintahNya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Tuhan semesta alam." [Al-A'raf: 54]

Allah menciptakan semua makhlukNya di atas fitrah pengakuan terhadap rububiyah-Nya. Bahkan orang-orang musyrik yang menye-kutukan Allah dalam ibadah pun, mereka mengakui keesaan rububiyah-Nya. Allah berfirman:

"Artinya : Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya `Arsy yang besar?" Mereka ( orang –orang musyrik ) akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?" Katakanlah: "Siapakah yang di tanganNya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?" Mereka ( orang-orang musyrik ) akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?" [Al-Mu'minun: 86-89]

“ Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah", maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).” ( Al-Ankabut : 61 )

Dan perlu kita ketahui dan wajib kita imani bahwa yang memberi rizki, menghidupkan, mematikan, menutup siang kepada malam, menurunkan hujan, menumbuhkan tumbuhan, itu semuanya hanya Allah lah yang memiliki kekuasaan seperti itu, Allah berfirman:

“Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya, ..." [Hud : 6]

“ Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)." [Ali Imran: 26-27]

Allah menyatakan pula tentang keesaanNya dalam rububiyah-Nya atas segala alam semesta. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :

“ Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam." [Al-Fatihah: 2]

“ Allah menciptakan segala sesuatu ..." [Az-Zumar: 62]

Jenis tauhid ini diakui semua orang. Tidak ada umat mana pun yang menyangkalnya. Bahkan hati manusia sudah difitrahkan untuk mengakuiNya, melebihi fitrah pengakuan terhadap yang lain-Nya. Sebagaimana perkataan para rasul yang difirmankan Allah:

" Berkata rasul-rasul mereka: "Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi?" [Ibrahim: 10]

Adapun orang yang paling dikenal pengingkarannya adalah Fir'aun. Namun demikian di hatinya masih tetap meyakiniNya. Sebagaimana perkataan Musa alaihis salam kepadanya:

" Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mu`jizat-mu`jizat itu kecuali Tuhan Yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata: dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai Fir`aun, seorang yang akan binasa". [Al-Isra': 102]

Ia juga menceritakan tentang Fir'aun dan kaumnya:

" Dan mereka mengingkarinya karena kezhaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran) nya." [An-Naml: 14]

Maka jika kita tidak mengimani itu semua maka kita kufur dan menyebabkan kita semua keluar dari islam. Namun banyak sekali manusia yang menyepelekan hal ini terutama dalam masalah rizki. Seakan-akan ia tidak percaya bahwa Allahlah yang memberi rizki, mereka menempuh jalan-jalan yang tidak Allah ridhai, bahkan tidak sedikit mereka berani meninggalkan perintah Allah hanya demi pekerjaannya ( na’udzubillah ). Mereka meninggalkan shalat, melepas jilbabnya dan lain sebagainya. Mereka takut jika dipecat maka dia akan mati kelaparan, ingatlah wahai saudaraku, renugkanlah firman Allah berikut:

“ Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” ( QS. Al-Ankabut : 60 )

Binatang saja yang tidak memiliki akal dan tidak beribadah seperti kita, Allah masih memberi mereka rizki. Andai saja rezeki diperoleh hanya dengan kekuatan niscaya hanya gajah dan singa yang dapat bertahan hidup di dunia ini, andai keberhasilan dan rezeki didapat hanya karena kepandaian saja niscaya keledai ( symbol binatang paling bodoh ) tidak akan bisa hidup bertahun-tahun. Namun kenyataanya bukan hanya gajah yang mampu bertahan hidup tapi semut sekalipun dapat bertahan hidup dan keledaipun yang merupakan binatang terbodoh, bayangkan, sudah dia itu binatang yang tidak punya akal, paling bodoh pula, tapi kenyataanya mereka mampu hidup bertahun-tahun lamanya.

Dan bukan hanya itu saja, banyak manusia yang entah sadar atau tidak mereka sering mengatakan “ saya sembuh oleh obat ini dan itu “ bukankah yang memberi kesembuhan itu Allah, maka katakanlah “ Allah telah menyembuhkan saya lantaran obat ini dan itu “.

TAUHID ULUHIYYAH

Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub yang disyari'atkan seperti do'a, nadzar, kurban, raja' (pengharapan), takut, tawakkal, raghbah (senang), rahbah (takut) inabah (kembali/taubat) dan segala sesuatu yang disandarkan sebagai bentuk peribadahan. Dan jenis tauhid ini adalah inti dakwah para rasul, mulai rasul yang pertama hingga yang terakhir. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): 'Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu'." [An-Nahl : 36]

"Artinya : Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, 'Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku'." [Al-Anbiya' : 25]

Dan diwahyukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam secara khusus:

"Artinya : Katakanlah, 'Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyem-bah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama'." [Az-Zumar : 11]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri bersabda:

"Artinya : Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada ilah (sesembahan) yang haq kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah." [Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim]

Disebut tauhid uluhiyyah, karena uluhiyah adalah sifat Allah yang ditunjukkan oleh namaNya, "Allah", yang artinya dzul uluhiyah (yang memiliki uluhiyah). Juga disebut "tauhid ibadah", karena ubudiyah adalah sifat 'abd (hamba) yang wajib menyembah Allah secara ikhlas, karena ketergantungan mereka kepadanya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, "Ketahuilah, kebutuhan seorang hamba untuk menyembah Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, tidak memiliki bandingan yang dapat dikias-kan, tetapi dari sebagian segi mirip dengan kebutuhan jasad kepada makanan dan minuman. Akan tetapi di antara keduanya ini terdapat perbedaan mendasar. Karena hakikat seorang hamba adalah hati dan ruhnya, ia tidak bisa baik kecuali dengan Allah yang tiada Tuhan selainNya. Ia tidak bisa tenang di dunia kecuali dengan mengingat-Nya. Seandainya hamba memperoleh kenikmatan dan kesenangan tanpa Allah, maka hal itu tidak akan berlangsung lama, tetapi akan berpindah-pindah dari satu macam ke macam yang lain, dari satu orang kepada orang lain. Adapun Tuhannya maka Dia dibutuhkan setiap saat dan setiap waktu, di mana pun ia berada maka Dia selalu bersamanya."

Tauhid ini adalah inti dari dakwah para rasul, karena ia adalah asas dan pondasi tempat dibangunnya seluruh amal. Tanpa mereali-sasikannya, semua amal ibadah tidak akan diterima. Karena kalau ia tidak terwujud, maka bercokollah lawannya, yaitu syirik. Sedangkan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik. [An-Nisa': 48, 116]

"Artinya : ...Seandainya mereka mempersekutukan Alah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." [Al-An'am : 88]

"Artinya : Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." [Az-Zumar : 65]

Dan tauhid jenis ini adalah kewajiban pertama segenap hamba. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak ...". [An-Nisa': 36]

"Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan kamu supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya ..." [Al-Isra': 23].

"Artinya : Katakanlah, 'Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu dari Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan kamu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu-bapak …'." [Al-An'am : 151]
(kitab At-Tauhid Lish Shaffil Awwal Al-Ali, Syaikh Dr Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin Fauzan )

Maka dari itu seluruh amal perbuatan yang bersifat ubudiyyah ( peribadatan ) tidak akan diterima oleh Allah kecuali dengan tauhid yang benar. Seperti halnya orang-orang musyrikin yang menyembah berhala dan pada hakekatnya mereka pun bertujuan beribadah kepada Allah namun mereka tidak mentauhidkan Allah maka amalannya tertolak. Karenanya Allah telah berfirman:

Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (do'anya) sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do'a mereka. [Al Ahqaf:5].

Begitulah Allah mensifati orang yang menyembah berhala dan berdo’a kepada selain Allah, mereka bertawassul kepada patung-patung, berhala, kuburan orang-orang shalih seperti yang dilakukan pada zaman Nabi Nuh alaihis salam.

Dan merupakan syarat diterimanya suatu ibadah adalah:

1. Ikhlas

Maksudnya ialah mengikhlaskan seluruh amal ibadah kita hanya untuk Allah bukan yang lain. Syarat ini adalah syarat mutlaq karena yang memberi pahala hanyalah Allah, jika kita tidak mengikhlaskan untuk Allah, lantas siapa yang akan memberi anda pahala. sebagaimana firman Allah,

“Hanyalah bagi Allah agama yang murni”. (QS. Az-Zumar : 3).

Dan Allah Ta'ala berfirman: "Dan tidaklah mereka itu diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah dengan tulus ikhlas menjalankan agama untuk-Nya semata-mata, berdiri lurus dan menegakkan shalat serta menunaikan zakat dan yang sedemikian itulah agama yang benar." (al-Bayyinah: 5)


dan dalam hadits qudsiy Allah berfirman:

Rasulullah bersabda: Allah berfirman “Aku adalah yang paling tidak butuh kepada syarikat ( sekutu ), maka barangsiapa yang beramal suatu amalan untuku lantas ia mensyerikatkan amalannya tersebut (juga) kepada selainKu maka Aku berlepas diri darinya dan ia untuk yang dia syarikatkan” (HR. Ibnu Majah 2/1405 no. 4202, dan ia adalah hadits yang shahih, sebagaimana perkataan Syaikh Abdul Malik Ar-Romadhoni, adapun lafal Imam Muslim (4/2289 no 2985) adalah, “aku tinggalkan dia dan kesyirikannya”)

2. Ittiba’

Yang dimaksud dengan ittiba adalah beribadah sesuai apa yang Rasulullah ajarkan padanya, Allah berfirman:

“ …apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu, ambillah, dan apa-apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah… “ ( Al-Hasyr : 7 )

Katakanlah ( wahai muhammad ): "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( Ali Imran : 31 )

"Dan sesungguhnya di dalam pribadi Rasulullah itu merupakan ikutan -teladan- yang baik bagimu semua, juga bagi orang yang mengharapkan menemui Allah dan hari akhir." (al-Ahzab: 21)

Dan Rasulullah bersabda:

Dari Abu Najih al-'Irbadh bin Sariyah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. pernah memberikan wejangan kepada kita semua, yaitu suatu wejangan yang mengesankan sekali, hati dapat menjadi takut karenanya, air matapun dapat bercucuran. Kami ( para sahabat ) lalu berkata: "Ya Rasulullah, seolah-olah itu adalah wejangan seorang yang hendak bermohon diri. Oleh sebab itu, berilah wasiat kepada kita semua!" Beliau s.a.w. bersabda: "Saya berwasiat kepadamu semua, hendaklah engkau semua bertaqwa kepada Allah, dan mendengar dan mentaati ulil amri ( pemerintah ) sekalipun yang memerintah atasmu itu seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa yang masih hidup panjang -berumur panjang- diantara engkau semua itu ia akan melihat berbagai perselisihan yang banyak sekali. Maka dari itu hendaklah engkau semua mengikuti sunnahku dan sunnah para Khalifah Arrasyidun yang memperoleh petunjuk , gigitlah ia dengan gigi-gigi gerahammu yakni pegang teguhlah itu sekuat-kuatnya. Jauhilah olehmu semua dari melakukan perkara-perkara yang diada-adakan, karena sesungguhnya segala sesuatu kebid'ahan itu adalah sesat." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.

Dari nash di atas, jelaslah bagi kita untuk mengikuti apa yang diajarkan dan diperintahkan Rasul kepada kita dan meninggalkan apa yang ditinggalkannya, dan tidak boleh bagi kita untuk mebuat dan melakukan cara-cara baru dalam beribadah yang Allah dan RasulNya tidak pernah mengajarkannya karena itu sia-sia belaka, kita beribadah tetapi tidak ada landasannya maka ia tertolak, sebagaimana ancaman Rasulullah, beliau bersabda:

“ barangsiapa yang beramal suatu amalan yang bukan dari kami maka amalan itu tertolak “ ( HR. Muslim )

“ barangsiapa yang mebuat perkara baru yang bukan berasal dari urusan kami ( agama islam ) maka ia ( amalan itu ) tertolak.” ( HR. bukhari )

Kedua syarat di atas adalah harga mati bagi kita, jika satu saja tidak kita penuhi maka apapun amalan kita akan menjadi sia-sia. Jika kita beribadah dengan ikhlas namun tidak ittiba’ maka kita berbuat sesuatu yang menyelisihi sunnah, jika kita beribadah sesuai sunnah rasulullah namun tidak ikhlas karena Allah maka ibadah kitapun tertolak, maka dari itu ikhlas dan ittiba’ haruslah bersandingan tidak bisa dipisahkan. Itulah barometer ibadah kita. 

Asma’ wash shifat

Tauhid asma’ wash shifat Yaitu menetapkan nama-nama dan sifat-saifat untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Allah untuk diriNya maupun yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ; serta meniadakan kekurangan-kekurangan dan aib-aib yang ditiadakan oleh Allah terhadap diriNya, dan apa yang ditiadakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. (Al-Muntaqa Min Fatawa Syaikh Shalih Al-Fauzan II/17-18 )

Adapun prinsip dalam masalah asma’ wash shifat adalah Kita menetapkan segala nama dan sifat yang telah Allah tetapkan untuk diriNya dan yang telah ditetapkan oleh RasulNya Shallallahu 'alaihi wa sallam, juga tanpa tahrif, ta'thil, takyif, dan tamtsil. . (Al-Muntaqa Min Fatawa Syaikh Shalih Al-Fauzan II/17-18 )

Tahrif

Yang dimaksud dengan Tahrif adalah menyimpangkan makna atau sifat Allah dari yang sebenarnya tanpa dalil. Sebagai contoh yang dilakukan oleh orang-orang mu’tazila terhadap sebagian ayat Al-qur’an, dimana arti sesungguhnya adalah seperti dzahirnya tapi mereka menggantinya dengan kekuasaan atau yang lainnya, contoh:

“ Allah bersemayam di atas Arsy’ ( ar-rahman : 5 ) “


Kalimat istiwa’ ( bersemayam ) di dalam ayat tersebut mereka ganti dengan istaula ( tinggi ), sedangkan tidak ada satupun ulama ahli tafsir yang berpendapat atau terlebih menggantinya demikian, para mufassirin memahami dan membiarkan apa adanya tanpa menggantinya, karena orang mu’tazila tidak mau menerima Allah itu bersemayam karena bersemayam itu untuk makhluk, maka kita jawab, Allah sendiri yang menshifati seperti itu dan adapun bersemayamnya Allah itu tidak sama dengan makhlukNya, bukankah kita punya penglihatan dan Allahpun punya, apakah anda mau menghilangkan sifat melihatnya Allah karena makhluk memilikinya, yang jadi perbedaan adalah penglihatan kita berbeda dengan penglihatan Allah. Allah berfirman:

“ laitsa kamitslihi syai’un, ( tidak ada yang serupa denganNya ) ( asy syura’ : 11 )

Ta’thil

Ta'thil yaitu meniadakan atau menolak adanya nama-nama atau sifat-sifat Allah, baik sebagian atau secara keseluruhan.

Takyif

Takyif adalah menentukan atau menanyakan hakikat tertentu dari sifat-sifat Allah. Contoh Allah bersemayam di atas Arsy’, kita imani bahwa Allah bersemayam di atas Arsy tanpa menanyakan bagaimana Allah bersemayam atau menentukan bersemayamnya Allah tanpa dalil. Contoh yang lain Allah memiliki tangan, Allah berfirman:

“…tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka…” ( al-ma’idah : 64 )

maka kita imani Allah memiliki tangan namun janganlah kita menanyakan atau memikirkan atau bahkan menentukan sendiri tangan Allah seperti apa, apakah berjari lima atau tidak.. ini yang menjadi masalahnya, tugas kita hanya mengimaninya saja. Karena pada dasarnya, masalah tauhid asma’ wash shifat itu bersifat taukifi ( berdasarkan dalil ), jika tidak ada dalil yang menerangkan maka kita wajib berdiam diri atasnya tidak boleh mengira-ngira.

Tamtsil

Tamtsil yaitu menyamakan atau menyerupakan nama atau sifat Allah dengan nama atau sifat makhlukNya. Karena ini bertentangan dengan firman Allah:

“..tidak ada yang serupa denganNya..” ( asy syura’ : 11 )

Bagaimana tidak, makhluk dengan makhluk saja berbeda, tangan manusia dengan tangan kera berbeda, begitupun kaki manusia dengan kaki sapi pun berbeda, ini makhluk dengan makhluk, bagaimana dengan sang Khaliq, tentu akan lebih jauh berbeda lagi.

sumber: Sunnahismylife.blogspot.com

Saturday, April 13, 2013

Seleksi Daerah (Selekda) Asean Skills Competition (ASC) X - Vietnam, 2014

Gong persiapan Asean skill ke X yang akan dilaksanakan di Ho chi minh - Vietnam pada tahun 2014 mendatang telah dibunyikan. salah satu pesan yang diberikan oleh Bpk. Direktur jenderal Binalattas Ir. Wahab Bangkona adalah, bagaimana Tim ASC Indonesia masih bisa mempertahankan perolehan medali di ASC dan tetap mempertahankan juara umum.

Pada tanggal 15-17 Maret 2013 para expert telah berkumpul dan melakukan penuyusunan soal yang akan dipakai dalam seleksi daerah yang akan dilaksanakan mulai awal april sampai dengan bulan juli 2013.

Diajang Asean skill competition yang ke 10 di Vietnam, Indonesia akan mengikuti 22 bidang dan 1 bidang exibition.

Untuk membentuk tim tangguh, maka akan mulai dijaring potensi-potensi aerah dengan mengadakan seleksi daerah. Tahun ini masing-masing propinsi sudah mulai mengajukan bidang apa saja yang menadi unggulan di masing-masing propinsi.

sesuai dengan pilihan bidang yang akan di lombakan di masing-masing propinsi adalah sbb :

Propinsi
Bidang yang dilombakan
Aceh
Electrical instalation, Fashion Technology, Graphic design, welding, Refrigeration
Bali
Beauty Therapi, IT Network system administration, Refrigeration, Restaurant Service, Web Design
Bangka Belitung
Restaurant Service, Web Design, Welding
Banten
Electrical Instalation, Mechatronic, Welding
Bengkulu
Automobile Technology, Cooking, Restaurant Service, Web Design, Welding
DIY
Beauty therapy, Cooking, Fashion Technology, Restaurant service, welding
DKI Jakarta
Cooking, Fashion Technology, Industrial Automation, Restaurant service, web design technology
Gorontalo
Automobile technology, Brick laying, IT Network system administartion
Jambi
Automobile technology, Electrical instalation, Hair dressing, IT network system administration, welding
Jawa Barat
Automobile technology, Cooking, fashion technology, IT Network system administration, Restaurant service
Jawa Tengah
Beauty therapy, Cabinet making, Fashion Technology, Joinery, Web design
Jawa Timur
Automobile technology, Electrical instalation, joinery, refrigeration, welding
Kalimantan Barat
Beauty therapy, Cooking, Electrical instalation, fashion technology, welding
Kalimanatan Selatan
Beauty therapy, Electrical Instalation, Fashion Technology, Industrial electronic, welding
Kalimantan Tengah
Cooking, Fashion Technology, IT Network system administration, IT Software solution for bussines, web design
Kalimantan Timur
Cooking, Graphic design,  IT Network system administration, IT Software solution for bussines, web design
Kepulauan Riau
Graphic design, Web design, Welding
Lampung
Automobile technology, Electrical Instalation, Fashion Technology, Joinery, Regrigeration
Maluku
Automobile technology, Electrical Instalation, Graphic design, web design, welding
Maluku Utara
Cabinet Making, Electrical Instalation, Hair dressing, joinery, welding
NTB
Automobile technology, Cooking, Electrical instalation, fashion technology, Restaurant service
NTT
Beauty therapy, Brick laying, Fashion Technology, Hair dressing, welding
PAPUA
Cooking, Fashion technology, IT software solution for bussiness, wall & Floor Tiling, welding
Papua Barat
Fashion Technology, Graphic design, Refrigeration, restaurant service, welding
Riau
Graphic design, web design, welding
Sulawesi Barat
Automobile technology, beauty therapy, Electrical instalation, graphic design, welding
Sulawesi Selatan
Electrical Instalation, Fashion Technology, Industrial electronic, refrigeration, restaurant service
Sulawesi Tengah
Beauty therapy, Fashion Technology, Graphic design, web design, restaurant service
Sulawesi Tenggara
automobile technology, cabinet making, electrical instalation, welding, IT software solution
Sulawesi Utara
Electrical instalation, Hair dressing, Joinery, Mechanical CAD, PLumbing
Sumatra barat
Brick laying, Cooking, Fashion Technology, Graphic design, Referigeration
Sumatra Selatan
automobile technology, electrical instalation, graphic design, welding, refrigeration
Sumatra Utara
Automobile technology, Electrical instalation, hair dressing, Mechanical CAD, Restaurant service

Perlu diingat bahwa bidang-bidang tersebut diatas, belum menjadi acuan yang pasti, karena tim dari stankom kemenaker masih akan mensosialisasikan ke masing-masing propinsi dalam minggu ini sampai akahir bulan maret 2013. Bila ternyata masing-masing propinsi siap, mereka akan menentukan tanggal seleksi yang akan di sesuaikan dengan jadwal para expert.

Berdasarkan Urutan Kejuruan yang diambil oleh 33 propinsi, ternyata tahun ini bidang ke ahlian welding menjadi primadona, karena dipilih oleh 19 propinsi, untuk lebih jelasnya berikut disampaikan urutan pengambilan bidang keahlian yg dilombakan di 33 propinsi, berdasar pada banyaknya jumlah propinsi yang mengambil bidang lomba sebagai bidang unggulan.

No
Bidang
jumlah
01
Welding
19 Propinsi
02
Fashion Technology
16 Propinsi
03
Electrical Instalation
16 Propinsi
04
Automobile technology
12 Propinsi
05
Restaurant Service
12 Propinsi
06
Web Design
11 Propinsi
07
Cooking
10 Propinsi
08
Graphic Design Technology
10 Propinsi
09
Beauty Therapy
8 Propinsi
10
Refrigeration
7 Propinsi
11
IT Network system administration
6 propinsi
12
Hair Dressing
5 Propinsi
13
Joinery
5 Propinsi
14
IT Software Solution for bussines
4 propinsi
15
Brick laying
3 propinsi
16
Cabinet Making
3 propinsi
17
Industrial Electronic
2 propinsi
18
Mechanical CADD
2 propinsi
19
Industrial Automation
1 propinsi
20
mechatronic
1 propinsi
21
Plumbing & Heating
1 propinsi
22
Wall & Floor Tiling
1 propinsi



Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan yang masuk, baik melalui sms, twitter dan facebook, perlu dijelaskan bahwa:
bidang yang disebutkan diatas adalah bidang-bidang unggulan yang dipilih oleh masing-masing kanwil disnaketrans propinsi.
Anda bisa langsung menghubungi Kanwil Disnakertrans di propinsi anda untuk mendapatkan informasi tanggal pelaksanaan seleksi.
Persyaratan untuk dapat mengikuti lomba, usia tidak lebih dari 21 tahun di tahun 2013 ini, tidak akan dilihat apakah anda dari LKS atau dari LKP, semua latar belakang diperbolehkan mengikuti seleksi.Apabila masih ada informasi yang belum jelas anda bisa tuliskan komentar dibawah.